Sering kali kita lihat ada anak yang mengalami tantrum baik itu sedang berada di keramaian, maupun didalam rumah.
Sekadar informasi yang aku tahu tantrum itu merupakan salah satu ledakan emosi dari seorang anak. Yang mana anak masih belum bisa mengekspresikan dirinya, menahan perasaannya, belum mampu mengungkapkan keinginannya, jadi yang dilakukan anak ialah menangis, tantrum bisa seperti berguling-guling, teriak, melempar barang.
Bagi sebagian orang melihat saat anak menangis, mengalami tantrum dan orang tuanya membiarkan hingga kondisi anak stabil, pasti mengira orang tua anak tega terhadap anak, padahal itu merupakan salah satu proses anak dalam mengatasi emosinya, perasaannya. Sehingga orang tua tidak perlu khawatir dan bingung bagaimana cara mengatasi saat anak mengalami tantrum. Jadi, pada tulisanku kali ini untuk memberikan sedikit pengalaman yang aku dapat selama menjadi seorang ibu, seorang mom. Semoga bisa membuat para mom semua dapat mengatasi dan menjalani ketantruman anak.
Ceritaku Saat Anak Tantrum
Menulis tentang tantrum jadi ingat saat kejadian anakku tantrum, dan itu kami saat mengikuti acara grand opening salah satu resto jepang ya, dan awalnya senang, bahagia anak, jadi aku juga gak perlu khawatir atau bingung saat anak nangis. Karena saat awal acara sampai selesai itu adem saja. Tetapi, saat masuk ke sesi foto, ternyata anakku salah pegang tangan, dikiranya tangan ayahnya, ternyata tangan orang lain, karena takut dimarahi atau malu dia nangis, sekencang-kencangnya sehingga aku, suami langsung keluar resto tersebut karena takut mengganggu pelanggan yang lain. Terlebih lagi resto tersebut baru pembukaan kan. Apakah aku malu saat kondisi anak nangis? Tentu saja tidak. Karena hal wajar anak tantrum apalagi aku sudah tahu bagaimana anakku. Dan bersyukurnya tidak ada orang yang berani memarahkan aku dan suami karena anak nangis sambil duduk di lantai. Malah ibu manager resto tersebut keluar lihat anakku, dan langsung bilang, "oh lagi tantrum anaknya bu, terus sambil memberi balon ke anakku," dengan pelan-pelan aku bilang, bahwa anakku salah pegang tangan dikira ayahnya.
Sudah beberapa menit reda nangisnya tetapi anak dua anak gadis manggil anakku, tujuannya untuk menghibur diri tetapi yang ada anakku makin nangis kembali. Tetapi lama kelamaan kami (aku dan suamiku) tanyain mau apa, apa mau pulang atau mau beli sesuatu ternyata anak menjawab membeli sesuatu. Setelah itu anak reda dari ketantrumannya. Alhamdulillah. Walaupun terkadang aku sendiri kalau menghadapi anak tantrum, malah aku kadang pernah ikut tantrum. Tapi syukur ada suami yang selalu tahan dengan ketantruman anak.
Cara Mengatasi Anak Yang Sedang Tantrum
Seperti pengalaman aku yang diatas, dalam kondisi apapun kita harus berpikir jernih, berpikir sehat, sehingga dapat mengatasi segala tantrum anak dengan baik. Jadi, pastikan kondisi fisik, jiwa kita sehat ya. Kalau mengalami kelelahan, lebih baik kita istirahat, dan minta tolong ke suami untuk menjaga anak. Karena berumah tangga dan mengurus anak itu harus bersama-sama suami dan istri sehingga kondisi istri sehat maka rumah tangga dan segala urusan mengurus anak juga tetap baik dan berjalan dengan lancar.
Berikut Cara Mengatasi Anak Tantrum :
1. Berikan waktu untuk anak
Saat anak tantrum, lebih baik kita berikan anak mengekspresikan perasaannya, mau guling-guling kita biarkan saja, tetapi tetap kita berada disamping anak ya. Sehingga anak merasa kita tetap peduli kepadanya.
2. Berikan Pelukan Kepada Anak
Jadi saat anak sudah selesai mengeluarkan perasaannya, baik nangis, guling-guling. Maka kita sebagai orang tua harus memberikan pelukan ke anak sehingga anak merasa memiliki kita dan senang kita ada untuknya.
3. Bertanya Apa yang Anak mau
Setelah dipeluk aku selalu bertanya ke anak, mau apa, mau ngapain. Kenapa nangis. Pasti anak secara langsung bisa jawab. Kalau memang kita yang salah pasti kan kita meminta maaf terlebih dahulu sehingga anak juga anak akan meminta maaf jika anak punya kesalahan.
4. Kita Cari Tahu Penyebab Kenapa Anak Tantrum
Sebagai orang tua kita juga harus tahu bagaimana anak kita, apakah anak lagi lapar, haus atau ingin sesuatu. Apalagi anak usia 1-3 tahun belum sepenuhnya dapat memberikan alasan kenapa mereka nangis. Jadi kita sebagai orang tua lebih baik komunikasi ke anak. Kalau bisa hindari dan jangan pernah memukul anak ya mom.
Semoga kita tetap selalu sehat dan semangat dalam menjalani aktivitas. Walaupun hanya berdua(suami dan istri) menjaga dan merawat anak. Tetap sehat semua mom.
Sumber foto : google (tribun medan)
Sip di save. Bekal kalau jadi orangtua nanti. (kapan ye)
ReplyDeleteKalau lagi tantrum ya biarin aja, namanya juga lagi menyalurkan emosi ya kan. Malah pantang kalau lagi tantrum disuruh diam. Meledak lah makin. Intinya orang tuanya wajib tega 😁
ReplyDelete